Saturday, April 14, 2012

“There she is, doing what she does best.”


My definition of doing what best might be the alliance of doing something you’re actually good at and doing it with your heart, fully. I once tweeted “I really wanna do what I like to do, not only what I’m good at. Seriously.” That was actually because I kind of felt a lil missing piece when I worked as an intern copywriter and joined the creative team in one advertising agency in Jakarta. Like doing thing with all my physical energy and power but not with my full heart. The output might be just good, but still, with heart I can feel that it could be better. 


7 radio ads in a day? we kinda did it.
That yes it was my 10 out of 10, but maybe I don’t feel the passion. I did my best there, for the sake of the task and I felt challenged, I felt the heat that someone (my team) pushed to me, that I should brought them what they expected me to give. 


But I love the team, so fine and freakkkin fun! Nice talented people, and my creative director is hmmm inspiring (won’t take his lead for granted but definitely will absorb his limitless great thoughts).

Or was it just an illusion? That actually you can enjoy everything you do, that passion can be everything you choose? Whatever.

I just feel that when I look back my journey in Kalimantan, not only I found things I’m good at (like teaching kids), but also things I put my heart into. There, somewhere around Kalimantan jungle and the deep blue sea, I found my peace.

Sunday, April 8, 2012

ketemu laut lagi

Akhirnya gw menyambangi Pulau Tidung yang dari beberapa taun lalu lumayan happening. Gw butuh ketemu laut, tapi gak punya banyak duit dan waktu, jadi lah berangkut kesana. Pulau Tidung itu salah satu pulau wisata yang ada di Kepulauan Seribu, Jakarta. Katanya sih oke. Ternyata.. yah lumayan. What excite me the most adalah keberadaan si Jembatan Cinta dan banyaknya water sport yang seru dan murah, banana boat dan kawan-kawannya cuma 35rebu sekali main. Jembatan Cinta tingginya 5meter, beneran deh bikin gw mengalahkan semua fearness gw, hupp loncat! Nyatanya cuma gw yang akhirnya loncat dari titik tertinggi Jembatan Cinta, yang lain gakuku. Loncat disana membuahkan memar gede di paha kiri gw dan kepuasan tiada tara.



Tidung kalo soal coral reef-nya sih ya gitu aja, dan tour guide yang gw pake kurang ngejelasin tentang biota laut disana, beda banget sama Trip2U yang gw pake waktu ke Pulau Pramuka. Coral reef lumayan banyak, tapi menurut gw yang awam ini gak begitu warna warni dan kurang beragam, ikannya juga begitu. Gw berangkat berdelapan, dan yang aseli lupa banget gw fiksasi adalah apakah travel agent yang gw pake itu untuk privat atau ngga. That’s actually disapponting, ternyata grup gw digabung sama dua grup lain, dimana akhirnya karena grup lain itu jumlahnya lebih banyak, ya mereka mendominasi.

Pulau Tidung yang katanya eksotis ini ternyata agak kotor dan penduduknya kurang merhatiin nilai estetika. Kayak desa biasa aja. Jalanannya paving block yang muat buat dua jalur sepeda atau motor, disana juga ada becak motor kalo males gowes. Penyewaan sepeda dan warung-warung makan banyak, harganya oke. Penginapan dan penyewaan alat snorkel juga banyak banget. Listrik 24 jam, sinyal provider hp lumayan bagus. Fasilitas mah siap banget buat jadi tempat wisata, tapi kesiapan mental penduduknya kayaknya kurang. Over all tidung trip kali ini agak sedikit di bawah ekspektasi, tapi namanya juga jalan sama sobi-sobi karib, mau kemana juga pasti jadinya seru.

Dan ke laut.. buat gw rasanya selalu kayak pulang.